Pendampingan Orang Tua Terhadap Anak
Pertama, belajar adalah proses autentik. Artinya, anak jadi pemeran utama dalam proses ini. Orangtua tak disarankan menempuh jalan pintas mengambil alih tugas anak biar ringkas dan minim drama. Jika orangtua membereskan tugas anak, maka si kecil kehilangan esensi belajar itu sendiri.
“Anak-anak dan pendamping menyepakati dulu peran masing-masing bahwa anak yang harus menyelesaikan bukan Mama misalnya. Sebisa mungkin, ia menyelesaikan secara penuh tugas itu,” kata Noviya dalam obrolan virtual via Zoom dan YouTube.
Sebagai pendamping ayah atau bunda harus legawa memberikan otonomi yang cukup buat anak berkembang sesuai pola pikirnya. Orangtua memfasilitasi. Visinya, tugas selesai dalam situasi yang menyenangkan buat anak maupun orangtua.
“Kedua, kalau anak enggak mudeng alias buntu, jangan ragu untuk ambil jeda. Istirahat dulu sampai ia siap kembali, beri selingan yang cukup,” Noviya mengingatkan.
Ketiga, misi belajar daring berlaku bagi penghuni rumah. Semua kebagian tugas menciptakan suasana kondusif.
Keempat, jangan ragu berbagi tugas sesuai dengan kompetensi. “Mama bisanya bahasa. Matematika tugasnya ayah. Kalau Mbak mau bantu menemani anak sesekali, tidak apa-apa. Hanya untuk menemani bukan memarahi dan lain-lain,” imbuhnya.
Dengan demikian, anak tak merasa sendirian. Akhirnya, belajar tidak terasa sebagai beban karena suasana rumah menyenangkan.
Kelima, buat kesepakatan durasi belajar sambil mengomunikasikannya dengan guru. Ini penting mengingat ibu kadang tak bisa stand by selama proses belajar berlangsung. Ibu pun diimbau tidak gengsi. Kalau berhalangan, jangan ragu minta tolong kakak, misalnya.
“Minta tolong kakak boleh tapi pastikan urusan kakak sudah selesai dan dia senggang. Misalnya, ada kakek yang senang mewarnai, silakan libatkan sesuai kompetensi. Itu kalau Anda sedang sibuk banget,” Noviya memaparkan.
Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara yakni di mana ada kemerdekaan, di situ harus ada disiplin kuat. Tujuan akhir belajar bukan sekadar mencapai atau melampaui target. Di atas itu, ada komitmen kepada diri sendiri.
“Itu harus dibangun sehingga disiplin muncul dari dalam diri,” beber Noviya.
Kuncinya, memahami bahwa belajar berlaku bagi semua yakni guru, anak, dan orang rumah. “(Ki Hajar Dewantara juga mengatakan), setiap orang layak menjadi guru dan setiap rumah semestinya jadi sekolah bagi anak-anak,” tutup Noviya.
Tags : Umum
SD NUSANTARA
KI HAJAR DEWANTARA
- " Ing ngarso sang Tulodo " ( Di depan memberi Contoh )
- " Ing Madyo Mangun Karso " ( Di tengah Memberi Bimbingan )
- " Tut Wuri Handayani " (Di belakang Memberi Dorongan )
- : Rumah Soft
- : 13 Februari 1979
- : Bengkayang - Kalimantan Barat
- : myrumahsoft@gmail.com
- : +6281333717555
Posting Komentar